Tuesday, February 15, 2011

Shhhh …. Dasar Pembawa Berita!


Mazmur 34:14, “Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu.”




Telepon di rumah berdering keras, sehingga membangunkan kami yang sedang tertidur lelap. Samar-samar terlihat suami saya bangun dan mengangkat telepon. Jam menunjukkan pukul 1:30 lewat tengah malam. “Ada apa ya?”, tanyaku dalam hati sambil memperhatikan jantung saya berdegup kencang. “Pasti ada telepon penting, sampai-sampai orang telepon jam segini”, pikirku dalam hati. Saya berusaha menajamkan telinga untuk mendengar percakapan suami di telepon. Sayup-sayup saya dengar nama anak lelaki saya yang berkuliah di kota lain disebutnya. Tiba-tiba saya melihat tubuh suami saya sedikit oleng dan dia memegang kepalanya sambil berkata: ”Oh Tuhan, oh Tuhan!”

Saya segera melompat bangun dan mencari tahu apa gerangan yang terjadi. “Ada apa pa?”, tanya saya dengan jantung yang berdetak semakin kencang. “Anak kita kecelakaan, kakinya patah, kepalanya pecah….”, jawabnya dengan nada suara yang hampir tak jelas terdengar, atau mungkin telinga saya tak sanggup lagi mendengarnya. Kepanikan menimpa kami saat itu. Otak ini tak mampu lagi berpikir dengan jernih. Dari bibir saya tak henti-hentinya seruan, “Tuhan, tolonglah kami, Tuhan tolonglah!”. Suami saya mencoba menghubungi anak kami berkali-kali namun tidak tersambung. Begitu juga temannya. Kami semakin panik. Sementara suami saya masih mencoba menelepon, saya hanya bisa bersimpuh di samping tempat tidur, membenamkan wajah di tempat tidur dan tak putus-putusnya menyerukan nama Tuhan. “Halo nak, halo nak, kamu eggak apa-apa?”, saya dengar suami saya berbicara ditelepon. Mendengar itu, meledaklah tangisan saya, tangisan kelegaan dan secara bergantian kami menceritakan peristiwa yang baru saja kami alami. Dari ujung telepon saya mendengar tarikan nafas yang berat dan panjang, kemudian terdengar anak saya berkata dengan lirih dan sedikit terisak “Tega nian orang-orang itu. Mengapa mereka jahat sekali dan menyampaikan berita yang tidak benar dan sekejam itu?”. Setelah agak tenang, kami mencoba menguraikan keganjilan dari berita yang kami terima. Kami sadar, bahwa beberapa orang yang iseng sudah mencoba berniat jahat kepada kami dengan berita yang tidak benar, sebagaimana yang sudah pernah dialami oleh beberapa teman kami. Suami saya segera mengajak kami berdoa. Kami bersyukur karena tidak terjadi sesuatu terhadap anak kami. Kami mohon Tuhan mengampuni dan menyadarkan mereka yang berusaha menyusahkan orang lain dan berdoa semoga tidak ada lagi yang mengalami peristiwa menegangkan seperti yang kami alami.

Mari kita menjaga lidah kita terhadap yang jahat dan bibir kita terhadap ucapan-ucapan yang menipu. Di era teknologi informasi yang begitu canggih, berita dengan seketika bisa menjangkau tempat yang jauh di berbagai belahan dunia. Ketika begitu banyak berita yang kita terima dan yang bisa kita sampaikan, mampukah kita memilah-milah dan hanya menyampaikan berita yang benar? Berita yang membuat kita tidak berdosa dengan lidah kita. Sudahkah kita menyampaikan berita yang mendatangkan sukacita, berita yang membangkitkan semangat, menyegarkan jiwa kepada orang-orang yang mendengarnya? Biarlah dengan pertolongan Tuhan kita sanggup menjadi pembawa kabar yang benar, kabar yang baik, terlebih kabar keselamatan. Selamat menikmati hari libur.


Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.