Amsal 19:21, “Banyaklah rancangan dihati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana.”
Setelah lulus dari Sekolah Menengah Umum (SMU), saya mencoba untuk mengikuti Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). “Yuk kita sama-sama pergi untuk mendaftarkan diri di pusat bimbingan belajar yang terkenal itu, katanya sih sudah pasti lulus!” itulah kata teman saya yang sangat ingin sekali bisa masuk ke Universitas Negeri. Setelah mendapat persetujuan orang tua maka saya dan teman-teman hijrah keluar kota untuk mengikuti bimbingan belajar guna mempersiapkan diri menghadapi ujian tersebut. Sesampai di kota tujuan, kami langsung mencari tempat tinggal sementara sampai ujian selesai. Di sana saya mendapat banyak teman-teman baru dan mereka semua adalah teman-teman yang baik. Kami sama-sama belajar dan mencari jurusan yang sesuai untuk kami pilih nantinya. “Kamu pilih jurusan apa?” tanya teman kepada saya. “Saya sangat ingin sekali jadi diplomat, saya mau pilih jurusan Hubungan Internasional (HI) jikalau Tuhan berkehendak”, jawab saya. “Wah bagus itu, tapi scorenya tinggi lho, kamu harus betul-betul berjuang agar bias lulus atau kamu pilih Universitas di daerah saja karena scorenya sudah pasti tidak setinggi di pusat”, kata teman saya. Saya memang ingin berkuliah di ibukota negara, karena lebih banyak sarana dan prasarana yang bisa saya dapatkan untuk menambah pengetahuan saya bilamana hendak mencari kerja nantinya.
Sudah sebulan kami di kota tersebut dan selama itu kami mengisi hari-hari dengan mengikuti bimbangan belajar. Sehari sebelum UMPTN dilaksanakan, saya dan teman-teman sama-sama merencanakan untuk berdoa di tengah malam agar diberikan kelancaran didalam mengikuti ujian tersebut. “Jangan lupa ya rencana kita untuk berdoa malam ini supaya besok bisa lancar menjawab ujian tersebut dan kita serahkan semua ke atas, supaya kehendakNya boleh jadi yang terbaik bagi kita”, saya sampaikan kepada teman-teman. Ujian pun berlangsung dengan tertib. Seminggu setelah ujian, kami melihat hasil UMPTN di surat kabar dan ternyata saya dan teman saya tidak masuk Universitas yang kami inginkan karena disamping persaingan sangat ketat juga score yang harus dicapai tinggi sekali dan jumlah siswa yang diterima hanya sedikit. Namun saya tetap mengucap syukur kepada Tuhan, mungkin ini adalah yang terbaik bagi saya.
Saudaraku, apa yang kita inginkan belum tentu sesuai dengan keputusan Tuhan. Kita boleh merencanakan yang terbaik di dalam kehidupan kita, tetapi biarlah Tuhan yang bekerja. Karena apa yang Tuhan berikan untuk kita jalani sudah pasti yang “terbaik” bagi kita. Kita memiliki keterbatasan akan hari esok, namun Tuhan mengetahui hari esok dan bila kita berserah padaNya maka Dia akan menuntun kita pada jalan yang terbaik sesuai dengan rencanaNya. Percayalah, bahwa apa yang Tuhan berikan pada kita saat ini adalah yang terbaik bagi diri kita dan apa yang akan Tuhan berikan pada hari esok juga adalah yang terbaik untuk kita.
Good Luck.
Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.