Wednesday, February 23, 2011

Jangan Kuatir

Matius 6:34, “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari”



Pagi itu saya menemani istri dan anak saya yang akan medical check up dan imunisasi di sebuah rumah sakit swasta. Setelah anak saya usai diimunisasi, kini giliran istri saya mengikuti medical check up. Dalam perjalanan ke ruangan medical check up, mata saya mengarah ke salah satu ruang tunggu dan melihat seorang kenalan bersama istrinya sedang duduk menunggu dokter. “Hello, selamat pagi”, sapaku kepada mereka dan mereka pun menyapa dengan ucapan yang sama. Proses medical check up bagi istri saya telah selesai. Dan sementara saya hendak mengambil rontgen ke lantai yang berbeda, pandangan saya kembali terarah ke ruang tunggu dimana kenalan saya masih duduk sekian lamanya menunggu bersama istrinya. “Siapa yang sakit?”, tanyaku kepada sang kenalan. Istri kenalan saya ini berkomentar, “Bapak mau kontrol ke dokter ahli syaraf. Kami sedang menunggu dokternya datang”. “Ada apa dengan bapak sampai harus mengunjungi dokter ahli syaraf?”, tanyaku kembali melanjutkan. “Oh. Ini pak. Aku suka pusing kalau lagi jalan. Rasanya goyang dan mau jatuh. Pagi-pagi saat bangun, kalau saya langsung duduk, juga pusing rasanya”, tutur kenalanku sambil berusaha menenangkan dirinya.

"Pada pemeriksaan terdahulu, dokter ahli syaraf yang sama menasehatkan saya agar tidak sering merasa kuatir akan hidup dan keluargaku akan hari esok”, lanjut sang kenalanku bercerita. “Jangan pusingkan hari esok. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari”, lanjut sang kenalan menceritakan nasehat dokter kepada kami. “Oh, itukan perkataan Alkitab”, kataku menegaskan. ”Ya, betul...”, sela istri kenalan saya ini. Rupa-rupanya kenalan saya ini gemar memikirkan apa yang akan terjadi hari esok. Dia kuatir akan pekerjaanya, akan istri dan anak-anaknya kalau dia tidak punya penghasilan yang cukup. Kenalan saya ini berkata, ”Renungan pagi dua hari ini baik sekali buat saya”. Saya menyahut, “Ya betul. Itu kan tentang hari esok yang lebih baik dan memiliki masa depan yang lebih cemerlang”. “Ya, itu menguatkan suami saya. Pelajarannya baik sekali.”, timpal istri kenalan saya ini.

Saudaraku sekalian, benarlah kata Alkitab bahwa kita tidak perlu kuatir akan hari esok. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari, seperti nasehat ayat Alkitab pagi ini. Kekuatiran tidak akan memperpanjang usia kita, melainkan akan memperpendek usia kita. Tuhan katakan agar kita jangan kuatir, burung-burung saja dipelihara apalagi kita. Kiranya Tuhan menolong kita untuk mengatasi kekuatiran dan datang berserah kepadaNya melalui Doa dan membaca FirmanNya.

Selamat berkarya hari ini.

Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.