Friday, February 18, 2011

Dari Penganiayaan Menjadi Murid

Rabu Malam 15 Februari 2011, jemaat Kemang Pratama memulai kebaktian Permintaan Doa tepat pukul 19.30. Sebelum menyanyikan Lagu Sion nomor 55, “Yesus Kemudikanlah”, Pdt. Sonny Kapitan mengundang semua hadirin untuk mengundang kehadiran Roh suci melalui doa dalam hati masing-masing. Doa pembukaan dilayangkan oleh bapak Jeff Eman. Lagu pujian malam ini dibawakan oleh keluarga Sudianto Suhardjo: “Di bawah Salib Yesus” yang merupakan ucapan syukur karena telah diberi kesehatan yang lebih baik lagi.

Dalam bagian Kesaksian dan doa, ibu Adeline menyatakan memohon untuk medoakan temannya yang bernama ibu Rudi, berumur 75 tahun. Tadi sore sewaktu ibu Adeline pulang ke rumah, ibu ini datang. Keadaannya sangat memprihatinkan. Tadinya dia anggota Jemaat Tebet tetapi sudah 10 tahun lalu dia tidak bergereja lagi. Sekarang dia sedang bergumul. Tolong doakan ibu ini agar mau kembali masuk dalam kandang Tuhan. Doa juga dilayangkan untuk ibu Simanjuntak yang sedang berobat karena gangguan pengelihatan, Stella dalam pembelajarannya yang akan mengikuti kelulusan nantinya, penginjilan tahun 2011 melalui KPA, KPA orang muda yang akan dibentuk, dan KPA yang akan diadakan di rumah bapak Darlen Simanjuntak serta KPA yang akan diadakan di rumah keluarga Parhusip oleh ibu Silitonga, KPA lainnya yang sedang berjalan ataupun yang akan dibentuk (dengan pertolongan Tuhan Pendeta Sonny Kapitan sudah mengadakan KPA di beberapa tempat dan juga melanjutkan KPA dari Pdtm. Sumenahem). Didoakan juga Elvina Tobing yang dalam pemulihan karena baru menjalani operasi, Preacy Arsyad yang masih dirawat di RS Mitra Keluarga Ruang 422, ibu Surbakti yang dalam pemulihan, saudara seiman yang belum hadir dalam kebaktian malam permintaan doa, dan tentunya Family of the Month - Keluarga Donny Ham. Doa dilayangkan secara berkelompok dua atau tiga orang.


Firman Tuhan dengan Judul “Dari Penganiayaan Menjadi Murid“ dibawakan oleh Jamesson Silitonga. Pekabaran ini diambil dari buku “Alfa dan Omega Jilid 7” Pasal ke-12. Saulus seorang penganiaya, penangkap dan membuat menderita serta memenjarakan banyak umat–umat Tuhan yang setia bertobat dalam perjalanan ke kota Damsyik. Ketika dalam perjalanannya tiba–tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia, dan dia mendengar suara Tuhan. Dia buta, tetapi seorang murid Tuhan bernama Ananias disuruh Tuhan untuk menumpangkan tangan atasnya, sehingga Saulus tidak menjadi buta lagi dan dia telah dipenuhi Roh Kudus. Sauluspun siap untuk menjadi pengikut Tuhan dan membawakan kabar Tuhan ke banyak tempat. Saulus pun berubah menjadi Paulus.


Setelah menjadi umat Tuhan, kita mempunyai kewajiban untuk menyampaikan kebenaran Tuhan. Kebenaran Tuhan tidaklah mudah untuk kita sampaikan. Banyak tantangan, hambatan, masalah yang dihadapi, dan banyak kesulitan–kesulitan lainnya. Namun Firman Tuhan menjanjikan bahwa Tuhan akan menyertai. Roh Kudus akan bekerja, dan Tuhan akan menyanggupkan semua umat yang rindu untuk penyampaikan pekabaranNya. “Jangan takut menginjil…”, kata bapak Jamesson Silitonga. “Amin.”


Sebelum menutup acara, Pendeta Sonny mengingatkan bahwa pertobatan adalah suatu mujizat yang terbesar. Lagu Sion Nomor 24 “Iman Orang Saleh Kekal” dinyanyikan sebagai penutup acara kebaktian malam ini. Doa tutup dilayangkan oleh Bapak Jemesson Silitonga. Kiranya pekabaran ini menjadi berkat bagi kita semua.


-Mei-